Kamis, 11 Oktober 2012

Pernikahan Adat Betawi

Earl Kamal Dimara
4EA08
10209910

Pada tanggal 7 oktober 2012 saya dan keluarga saya menghadiri acara pernikahan saudara saya yang di selenggarakan di mesjid sunda kelapa, menteng Jakarta selatan. Adat pernikahan tersebut menggunakan adat betawi karena saudara saya berasal dari Jakarta begitu juga calon istrinya yang berasal dari daerah kebayoran. Disini saya memperhatikan adat betawi yang di gunakan dan sayangnya ada beberapa kejanggalan dalam pesta pernikahan tersebut.
Beberapa kejanggalan tersebut adalah yang biasanya kita melihat ada beberapa palang pintu yang saling berlempar pantun, ondel-ondel, dan sebagainya. Yang saya ketahui dari adat pesta pernikahan tersebut dengan adanya roti buaya dan pakaian adat betawi yang dikenakan kedua mempelai ditambah lagi makanan-makanan adat khas betawi seperti geplak, selendang mayang, kerak telor, dll
Berikut adalah adat-adat pernikahan budaya betawi yang sesungguhnya :
1. Ngedelengin
Ngedelengin bisa dilakukan siapa saja termasuk si jejaka sendiri. Pada sebuah keriaan atau pesta perkawinan biasanya ada malem mangkat. Keriaan seperti ini melibatkan partisipasi pemuda. Di sinilah ajang tempat bertemu dan saling kenalan antara pemuda dan pemudi.
2. Nglamar
Bagi orang Betawi, ngelamar adalah pernyataan dan permintaan resmi dari pihak keluarga laki-laki (calon tuan mantu) untuk melamar wanita (calon none mantu) kepada pihak keluarga wanita.
3. Bawa tande putus
Tanda putus bisa berupa apa saja. Tetapi biasanya pelamar dalam adat betawimemberikan bentuk cincin belah rotan sebagai tanda putus. Tande putus artinya bahwa none calon mantu telah terikat dan tidak lagi dapat diganggu gugat oleh pihak lain walaupun pelaksanaan tande putus dilakukan jauh sebelum pelaksanaanacara akad nikah.
4. Akad Nikah
Pada prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki kediaman mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang Pintu”.
5. Acare Negor
Sehari setelah akad nikah, Tuan Penganten diperbolehkan nginep di rumah None Penganten. Meskipun nginep, Tuan Penganten tidak diperbolehkan untuk kumpul sebagaimana layaknya suami-istri. None penganten harus mampu memperthankan kesuciannya selama mungkin.
6. Pulang Tige Ari
Acara ini berlangsung setelah tuan raje muda bermalam beberapa hari di rumah none penganten. Di antara mereka telah terjalin komunikasi yang harmonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar