JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Organda DKI Jakarta Soedirman, mengatakan, jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi dinaikkan maka tarif angkutan umum dipastikan akan naik. "Andaikata harga BBM dinaikkan per 1 April secara jelas sesuai harga, tarif penumpang akan dinaikkan," sebut Soedirman ketika dihubungi Kompas.com,Minggu (18/3/2012).
Ia mengatakan, kenaikan tarif akan berkisar 30-35 persen jika harga BBM naik sekitar 35 persen atau seperti yang diusulkan pemerintah yakni menjadi Rp 6.000 per liternya. Persentase kenaikan tarif ini, sebut dia, merupakan kebijakan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda.
Ketika ditanya mengenai pernyataan Kementerian Perhubungan bahwa tarif angkutan umum diharapkan tidak naik, ia pun bertanya apa alasan pemerintah memberikan pernyataan tersebut. Soedirman berkata, Pemerintah harus bisa memberikan alasan yang jelas dari imbauannya tersebut.
Menurut Organda, kenaikan tarif mau tidak mau harus dilakukan karena porsi biaya BBM sebesar 30 persen dari biaya operasional angkutan umum. Artinya, beban biaya semakin besar jika harga BBM dinaikkan. "Ya silahkan saja dari pemerintah (bilang tarif angkutan) tidak naik, tapi alasannya apa?," tutur Soedirman.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan tarif angkutan umum diharapkan tidak naik sekalipun harga BBM bersubsidi akan naik menjadi Rp 6.000 per liternya. Pemerintah akan memberikan kompensasi Rp 4,8 triliun dan akan membantu konversi dari penggunaan BBM ke bahan bakar gas untuk membantu angkutan umum dalam menghadapi kenaikan harga BBM. "Ini kan tarif angkutan jalan kalau bisa kan tidak naik. Makanya diambil opsi kita akan membantu angkutan umum itu konversi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. Kita bantu converter kit-nya tidak bayar," ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/3/2012).
PENDAPAT :
Pernyataan Organda yang menilai negatif masalah kenaikan BBM telah membuat saya berpikir, Organda menyatakan “BBM naik, Tarif Angkutan pasti iku”. Kemungkinan itu sangat besar terjadi karena seperti yang sudah – sudah, setiap BBM naik pasti ongkos angkutan umum juga ikut naik dan yang membuat kesal ketika BBM turun kenapa ongkos angkutan umum tidak ikut turun ?, itu yang membuat masyarakat memandang negatif akan kenaikan harga BBM di samping itu belum lagi nasib para pengendara motor seperti saya yang harus menambahkan uang bensin untuk aktivitas harian itu jelas cukup memberatkan walau naiknya harga BBM hanya bekisar Rp 1500 dan itupun keputusan yang belum final dari pemerintah.
Kenaikan BBM pun tidak hanya berdampak pada ongkos angkutan umum saja tetapi juga berdampak besar pada harga sembako. Itu jelas jauh lebih memberatkan karena semua orang butuh sembako untuk bahan makanan mereka. Organda juga mengatakan kalau tarif angkutan umum tidak perlu naik dan Organda berusaha membantu masyarakat dengan gratisnya alat konversi BBM ke BBG atau lebih sering kita kenal Converter Kit seperti yang dinyatakan "Ini kan tarif angkutan jalan kalau bisa kan tidak naik. Makanya diambil opsi kita akan membantu angkutan umum itu konversi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. Kita bantu converter kit-nya tidak bayar," sampai sekarang belum ada reaksi masyarakat akan Converter Kit itu sendiri, positif atau negatif ? kita tunggu.
EARL K. DIMARA
10209910
3EA08